11 Oktober 2011

YOU CAN DO IT, anda pasti bisa !

Butuh motivasi super ? aku punya salah satu referensi buku yang patut di coba.judulnya “You Can Do It !” karangan dari motivator terkenal Australia Paul Hanna. Buku ini berisi 176 halaman dan didesain sedemikian rupa dapat membuat kita tak bosan-bosannya untuk membuka dan membacanya.
Dalam hal pendahuluan berisi tentang perjalanan hidup penulis dari buku ini. Secara singkat isi dari pendahuluan adalah, menceritakan awal mula penulis menjadi seorang motivator berkaliber dunia dan sangat terkenal di Australia. Bermula dari Ayah Paul yang sedang terbujur kaku karena koma karena penyakit yang komplikasi yang dideritanya. Puluhan dokter berusaha untuk menyelamatkan nyawanya namun apa daya takdir tidak mengizinkan dia untuk di dunia lebih lama. Ayah Paul pun meninggal dunia saat Paul berusia 16 tahun.
Perjalanan hidup Paul dimulai dari sini. Di sini Paul berjuang untuk hidupnya. Paul terpaksa keluar dari sekolahnya. Di usia yang belum termasuk dewasa ini, Paul mencoba berkarier dengan bekerja di bagian pemasaran pada sebuah agen perjalanan. Perjalana karier Paul berlangsung sampai dia berusia 20 tahunan.
Paul begitu menikmati pekerjaannya sebagai bagian pemasaran agen perjalanan. Dia bertugas untuk menyusun jadwal orang-orang yang akan berlibur. Dia menikmati fasilitas kelas dunia dan termasuk keliling dunia.seiring berjalannya waktu Paul semakin bangkit dan dia bertekad untuk sukses dan berkeyakinan bahwa “SAYA PASTI BISA”.
Jangan sampai melewatkan buku ini, karena mind set anda akan berubah dari yang biasa menjadi luar biasa, dari sukses menjadi sangat sukses. Pahami dan resapi kata demi kata dari buku ini, maka di jamin motivasi anda akan bertambah.
Kata-kata motivasi sang motivator :
J “banyak hal tidak berubah, tetapi kita berubah.” Henry David Thoreau
J” keberuntungan berpihak pada orang yang telah siap.” Louis Pasteur
J”target adalah mimpi yang memiliki batas waktu”. Paul Hanna
J”gelombang ombak merupakan air pasang yang terendah”.
Jkesuksesan tidak terjadi di luar dugaan. Kesuksesan terjadi melalui cara berpikir anda”.
J”satu-satunya hal yang lebih menarik dari semangat adalah tak punya semangat.”

Profile DEWIGA

DEWIGA merupakan salah satu desa wisata dari 38 dusun yang dijadikan objek wisata bernuansa alami di daerah Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Sleman. DEWIGA terletak di Desa Gabugan Kecamatan Turi K abupaten Sleman atau sekitar 20KM dari pusat kota Yogyakarta. Desa gabugan terdiri dari 5 RT dan 8 RW dan dikepalai oleh kurang lebih 100 KK.
DEWIGA dibentuk untuk memanfaatkan SDA yang ada di desa Gabugan, terutama dalam sektor pertaniaan khususnya budidaya salak. Desa gabugan masuk dalam zona Gunung Merapi, namun masuk dalam zona aman. Dengan keadaan ini, desa Gabugan beriklim sejuk dan masih alami udaranya. Disamping itu, desa Gabugan sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman salak, dan ini menjadi mata pencaharian petani di daerah ini.
DEWIGA menawarkan berbagai kegiatan yang menarik untuk keluarga maupun untuk study tour. Kegiatan dibagi dalam beberapa macam, misalnya kegiatan kemasyarakatan, kebudayaan, pertanian dan kuliner, serta peternakan.
1.   Paket wisata sosial masyarakat :
a)  Kegiatan penelitian kependudukan desa Gabugan (biasanya untuk rombongan study tour SMA)
2.   Paket kebudayaan
a)  Membatik
b)  Belajar tarian tradisonal khas Yogyakarta
c)   Bermain gamelan
d)  Wayang kulit
e)  Kesenian budaya khas daerah desa Gabugan
3.   Paket pertanian
a)  Kegiatan merawat dan membudidayakan salak
b)  Kegiatan membajak sawah
c)   Kegiatan memandikan kerbau
d)  Kegiatan bercocok padi
e)  Kegiatan penanaman melon
4.   Paket kuliner
a)  Pembuatan wajik salak jawa
b)  Pembuatn kripik talas
c)   Pembuatan bakso sapi

Info lebih lanjut klik www.desawisatagabugan.com
10.jogja kota desa wisata
Tak dipungkiri lagi predikat sebagai kota pelajar telah melekat lama pada kota Yogyakarta. Berbagai argumenpun muncul, mungkin di Yogya banyak tempat-tempat pendidikan misalnya dari tingkat SMP,SMA, sampai perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi di Yogya yang sudah mempunyai kualitas nasional bahkan sudah go internasional.
Membicarakan kota Yogya sebagai kota pelajar memang tidak ada habisnya, namun dikesempatan ini lebih di fokuskan pada kota Yogya sebagai kota wisata, dan sepertinya juga tidak ada habisnya membicarakan wisata yang ada dikota yang dikenal dengan julukan kota gudeg.
Dari data yang secara tak sengaja aku peroleh, di Yogya ini ada sekitar 86 desa wisata yang dikelola baik oleh masyarakat setempat atau menggunakan semi investor. Dari 86 desa wisata tersebut mempunyai daya tarik tersendiri. Dan kali ini aku akan berbagi mengenai sebuah desa yang aku tinggali dari 12tahun yang lalu. DEWIGA kepanjangannya adalah Desa Wisata Gabugan, terletak di kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, atau sekitar 10KM dari pusat kota Yogyakarta.
DEWIGA mulai merintis usaha ini sekitar 5 tahun yang lalu,usaha ini awalnya dari gagasan kelompok karang taruna desa Gabugan, mulai dari itu berkembang dan terus berkembang sampai saat ini. DEWIGA merupakan salah satu desa yang menjadikan wilayah sebagai tempat wisata yang masih mempertahankan nuansa alami pedesaan, dengan berbagai paket wisata yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik untuk dicoba.
DEWIGA menawarkan berbagai paket misalnya paket kebudayaan, paket pendidikan, paket kuliner dan lainnya. Biasanya DEWIGA melayani peminat khusus seperti rombongan study tour siswa menengah atas dari kota Jakarta. Para wistawanpun dapat merasakan tinggal di rumah-rumah penduduk yang disewakan “home stay” dan merasakan “life in” di desa Gabugan. Tak kalah menarik, wisatawan dapat menikmati kuliner khas Gabugan, aneka jajanan pasar yang menciptakan suasana yang “ndeso” tapi berkesan, jika anda membutuhkan info lebih lanjut dapat melihat pada situs www.desawisatagabugan.com

Liburan ala anak metropolitan tak hanya ke Mall

Liburan ? mendengarnya saja sudah terbayang baju berjejar dengan diskon sampai 70%, limited edition, branded dan sejajar kata lainnya. Yang menggambarkan liburan ala anak metropolitan ke tempat yang sangat tidak asing, bahkan kalu belum pernah ketempat ini sangat kebangetan, yah benar, mall.
Liburan ke Mall itu namanya bukan liburan tapi berbelanja. Benar kalau belanja bisa menghilangkan penak dari rutinitas aktivitas sehara-hari yang menguras tenaga,pikiran dan waktu. Namun berlibur juga perlu unsur edukasinya agar tak sekedar menyegarkan pikiran namun juga menambah tabungan pengetahuan anda.
Berlibur dengan konsep alami atau back to nature saat ini hangat diperbincangkan. Berbagai kalangan dari mulai orang biasa sampai pengusaha mencoba peruntungan untuk membuka tempat wisata bernuansa alami pedesaan. Para pengusaha biasanya mendirikan wisata alami pedesaan ini di tengah perkotaan, yang notabene hampir seluruh bagian kota di penuhi dengan gedung-gedung pencakar langit.
Untuk itu saya mencoba menawarkan wisata alami pedesaan di daerah Yogyakarta. Berawal dari gagasan para pemuda-pemudi di dusun Gabugan, yaitu dusun yang terletak di Kabupaten Sleman, Kecamatan Turi, dan masuk dalam zona Gunung Merapi, untuk memanfaatkan SDA dan SDM yang ada di desa tersebut. Para senior dari karangtaruna mendirikan organisasi DEWIGA merupakan singkatan dari Desa Wisata Gabugan.
DEWIGA merupakan organisasi yang mengurus wisata yang berada di dalam dusun, baik SDA maupun SDM. DEWIGA memberikan berbagai pilihan wahana untuk berlibur yang dikemas semenarik mungkin dan tanpa meninggalkan konsep dasar DEWIGA dengan takeline nuansa alami pedesaan. Berbeda dengan paket wisata yang berada di kota-kota besar lainnya, DEWIGA benar-benar barnuansa pedesaan dan bukan buatan seperti yang lainnya.
Info lebih lanjut klik www.desawisatagabugan.com

Taklukkan teknologi bukan di taklukkan teknologi

Sedikit aneh dengan judulnya, tapi tidak masalah, toh judul hanya sebagai daya tarik mata dan diteruskan otak untuk membaca atau mengabaikannya. Siapa yang tidak kenal dengan teknologi ? kebanyakan dari kita telah menggunakan teknologi atau hasil dari teknologi itu sendiri, bahkan dapat dikatakan manusia tidak dapat hidup tanpa teknologi, benarkah ?
Para ahli telah menciptakan teknologi untuk manusia, ya walaupun tidak murni pasti ada embel-embel “bisnis” yang merujuk pada “money”, bisa dibilang ada uang ada barang, toh dengan dalil telah menggunakan otak demi kepentingan manusia harus ada “reward”nya.
Secara lebih khusus saya akan mengupas sedikit penggunaan teknologi di kalangan “youth generation” atau kalangan anak muda. “Wih gadget baru nih ? Kapan belinya” ? dan segelintir pertanyaan lainnya, apa itu gadget ? ada pengertian yang spesifik tentang gadget, namun bagi saya gadget itu adalah hasil dari teknologi yang membantu atau memudahkan aktivitas penggunanya. Bagi anda teknologi itu untuk apa ? tentu banyak sekali manfaat yang kita perolah dari teknologi, ambil contoh adalah internet yang saat ini sedang booming atau naik daun terutama di kalangan pejabat,pebisnis bahkan anak kecil. Penggunaan teknologi dalam hal ini internet akan tepat sasaran jika digunakan pada waktunya dan sesuai kebutuhan.
Tidak dipungkiri penggunaan internet di kalangan remaja sangat pesat, ditambah dengan inovasi berbagai “social networking” seperti friendster, facebook, twitter, plurk dan lainnya. Ini akan membuat akses internet berkembang sangat pesat. Yah jika penggunaan social networking ini di gunakan dengan baik, alih-alih bisa menjadi lahan mencari rejeki atau sekedar mencurahkan kegemaran menulis. Tapi hanya digunakan untuk sekedar berbagi perasaan yang bisa dikatakan “kegalauan” yang sedang terjadi.
Berbagi informasi, sharing cerita yang bisa memotivasi orang lain itu lebih baik daripada menceritakan kegalauan hati, penderitaan diri, ingat masih ada orang yang lebih menderita daripada diri anda, jadi jangan selalu mengeluh dengan keadaan anda, bersemangatlah menjalani hidup anda, mau seneng sedih, terus jalani hidup anda dengan optimis, percayalah Tuhan tidak akan memberikan cobaan pada makhluknya melebihi kemampuannya.
Bikin hidup yang hanya satu kali ini menjadi lebih berarti, manfaatkan apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita berupa alam yang indah ini, pergunakan dengan baik pula ciptaan manusia yang notabene melalui camput tangan dari Tuhan juga, jadilah generasi yang cerdas, jadilah orang yang dapat menggunakan teknologi dengan baik, jika anda mampu maka buatlah hasil teknologi yang berguna untuk orang lain, percayalah anda bisa dan buat bangga diri anda dengan karya hasil anda digunakan oleh orang lain.

Catatan akhir sekolahku...

Teman kadang menjadi sosok yang sangat kita butuhkan saat kita sedih dan butuh wadah untuk mengungkapkan semua hal yang kita rasakan. Namun kadang teman menjadi bumerang bagi kta bahkan musuh yang siap menjatuhkan kita kapanpun dan dimanapun.
Kisah yang satu ini benar-benar penulis rasakan, sepertinya tokoh utamanya adalah penulis. Mari kita simak ceritanya. Panggil saja aku oin, sekarang aku duduk di tingkat 12 semester 2. Tinggal menghitung bulan aku akan meninggalkan sekolahku ini dan akan aku lanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, amin. Kisahku ini dimulai dari ujian penjajakan yang diselenggarakan oleh sekolah. Awalnya terlihat lancar dan tertib, namun sesungguhnya yang terjadi terdapat banyak kecurangan yang amat kentara namun sepertinya tidak terlihat. Cerita di mulai ketikaoin merasa bahwa ini tidak adil, kebanyakn dari aku dan teman-temanku berusaha mati-matian untuk mengerjakan ulangan namun yang lain sebut saja “genk ikan” dengan enaknya tinggal melenggang lurus tanpa hambatan bak berjalana di jalan tol, lurus dan lancar. Dengan enaknya mereka menggunakan jasa teman-teman kenalan untuk saling bertukar jawaban. Dan ini membuat aku prihatin melihatnya, merasa sia-sia saja perjuangan yang aku dan teman-teman lakukan. Konflik mulai terlihat ketika aku mulai mengeritik tingkah genk kacang di FB, aku tulis status yang menurut kebanyakan orang terlalu berani dan berbagai pihak merasa tersinggung. Percekcokan beberapa hari terjadi, hampir dari anggota genk kacang menyerang aku dengan kata-kata yang kadang menyakitkan hati ini, mulai dari mengataiku seorang sok suci, sok pinter, egois sampai isi kebun binatangpun di bawa-bawa. Dan sampai saat ini aku jujur belum bisa memaafkan mereka yang telah mencela ku dengan kata-kata aku ini mirip pelacur pasar kembang, anak broken home atau binatang anjingpun mencoba menggantikan namaku.
Cerita ini berlanjut sampai menjelang ujian tiba, pagi hari tepatnya hari jumat, satu genk melabrak aku habis-habisan di depan kelas, mereka meluapkan emosi masing-masing, jujur dalam keadaan itu aku sangat tertekan dan tak ada satupun mereka yang dibelakangku mensuport aku dan mendukung aku. Kemana kalian temanku ? tolong bantu aku, sepertinya itu kalimat yang aku katakan. Haruskah aku yang memulai meminta maaf pada mereka ? sepertinya disini aku yang menjadi pihak yang teraniaya bukan ?
Akhir dari cerita ini adalah akhirnya aku lulus dengan nilai yang baik dan taukah sobat ? aku menyambet peraih niali tertinggi bahasa indonesia dan akuntansi, g nyangka banget, aku bisa dapet niali tertinggi di jurusan aku, Alhamdulilah.
Hikmah dari cerita di atas adalh, dalam melakukan suatu kompetisi hendaknya dilakuakn secara “FAIR-PLAY”. Mau menang atau kalah kejujuran adalah yang terpenting dan menjadi salah satu pelajaran kepribadian bangsa. Kalau dari awal saj g jujur gimana kebelakangannya ?

Masa putih abu-abu hanya sekali

Memang benar dan tak perlu statement yang panjang kali lebar. Setiap remaja yang mempunyai kemampuan, niat serta finansial yang cukup akan melalu satu tahap pendidikan yang dinamakan sekolah menengah atas (SMA). Berbagai hal dilakukan oleh orangtua demi terwujudnya pendidikan yang layak bagi anaknya. Bahkan sampai berhutang pada lembaga non bank atau pengadaian demi mendapat dana yang segar.
Di sisi lain anak berjuang dalam akademik untuk mendapatkan bangku sekolah. Tak sekedar memilih, anak sekarang terlalu banyak pemilih, bersikap instant dan mempunyai gengsi yang tinggi. Memilih sekolah yang favorite atau yang telah mempunyai nama di masyarakat luas, dan prestasi sekolah yang akan dituju pun menjadi salah satu bagian penilaian pemilihan sekolah.
Setelah melewati beberapa proses seleksi penerimaan siswa baru, akhirnya harapan orangtua serta anak terwujud. Sang anak mampu masuk sekolah favorite dan merupakan cita-cita sejak lama. Sedangkan orangtua puas karena sedikit bisa menuruti keinginan sang anak.
Tahun demi tahun pelajaran berlalu seiring dengan berjalannya waktu. Sang anak tumbuh semakin dewasa, baik secara fisik maupun psikis. Pergaulan pun semakin meluas tak hanya sekitar lingkungan rumah namun mulai meluas sesama siswa SMA. Disini orangtua diuji dengan pengawasan mendidik dan menjaga seorang anak. Memang menjadi sebuah kewajiban orangtua menjadi pendidik utama dan pelindung seorang anak. Namun pengawasan tak selamanya berjalan mulus. Anakpun mempunyai peran yang sangat tinggi akan dirinya sendiri. Akankan menjadi anak yang berguna atau tumbang di tengah jalan. Terpengaruh sesama teman atau berusaha tetap menyesuaikan diri dan menjaga diri dari pengaruh negatif.
Ini merupakan kisah nyata dari seorang teman saya, sebut saja enda. Aku mengenal enda sejak pertama bersekolah, namun sedikit agak akrab saat tingkat 11 semester 2. Awalnya aku akrab karena salah satu temanku sedang ada konflik dengan teman sebangkunya. Demi menjaga kekondusifan saat belajar di kelas. Kami bertukar teman bangku, dan akhirnya aku duduk sebangku dengan enda. Semakin berjalannya waktu, berteman dengan enda biasa saja, malah terkadang membosankan dan bikin turun prestasi aja. Bukannya membuka kedok teman, tapi ini Cuma sebagai pelajaran saja tanpa maksud menjelek-jelekan pihak tertentu. Temanku yang satu ini memang istimewa, selain hobi tidur di kelas, jago ngibulin orang, dia paling demen pamer barang yang belum jelas asalnya.ini terbukti dan menjadi alasannya mengapa teman-temanku tidak mau bergaul dengannya , alasannya cukup simple,di tukang kibul ulung. Dan benar saja satu demi satu kedoknya terbuka. Contoh kecil saja, enda ke gape oleh temannya, dia mengaku bahwa rumah yang pernah mereka kunjungi bersama teman terdekatnya adalh rumahnya padahal itu rumah majikan ibunya. Kejadian lain yang masih terkait dengan enda, suatu hari seluruh tingkat 11 mendaptkan tugas dari sekolah untuk latihan berwirausaha dengan cara menjual produk minuman ringan. Permasalahn dimulai ketika akhir periode dari tugas harus dikumpulkan terjadi kekurangan yang terhitung banyak. Kami semua dalam keadaan yang bingung serta panik, karena siapa yang akan bertanggung jawab atas semua kejadian yang sedang menimpa kelas kami. Akhirnya ketua kelas berinisiatif untuk melaporkan pada salah satu guru yang mempunyai kemampuan untuk melihat hal-hal gaib, guru tersebut menhatakan bahwa beliau telah mengetahui siapa yang telah melakukan semuanya, namun begitu bijaknya beliau, beliau sama sekali tidak menyebutkan inisialnya, karena beliau takut kedepan akan berdampak pada anak tersebut. Namun kami satu kelas hanya mempunyai satu nama untuk dislahkan dalam masalah ini “ENDA”.
Dan ini puncak dari cerita hidup enda semasa SMA. Ini terjadi ketika atau bahkan sebelum kami melakukan tugas akhir yaitu PRAKERIN atau Praktek Kerja Industri. Dalam saat-saat seperti ini biasanya banyak anak yang terpaksa tumbang ditengah jalan, terpaksa keluar dari sekolah dan berakhir dengan pernikahan. Anda mengerti ? hamil diluar nikah. Di masa PRAKERIN biasanya siswa banyak yang ngekost dengan dahlil biar dekat dengan tempat praktek dan lainnya. Namun bagi sebagian anak yang dulunya di rumah merasa terkekang menjadi ajang untuk membebaskan diri dari kekangan orangtua, di samping itu di masa PRAKERIN kami sama sekali tak perlu datang ke sekolah untuk belajar, lengkaplah sudah, pintu hura-hura sudah di depan mata, tinggal di nikmati saja.
Dan cerita berasal dari orang yang mungkin dari awal sampai saat ini disebut-sebut dan terlihat menjadi pihak yang terlalu bersalah dan secara sengaja disudutkan oleh penulis. Tapi sekali lagi ini hanya menjadi pembelajaran untuk kita saja. Cerita dilanjutkan kembali, 3 bulan telah berakhir dan ini menjadi masa terberat untuk kami, akan kah menjadi anggota kelas yang masih untuk atau terpaksa kehilangan teman sepejuangan. Awalnya kami bahagia karena kelas kami masih untuk 36 anak kembali dari tempat PRAKERIN dengan selamat dan membuat sedikit lega walikelas kami. Namun seiring berjalannya waktu keganjilan terjadi di antara kami, kami merasa ada yang aneh dengan seseorang. Terpaksa kami bersu’udzan ria dikelas, bercanda yang kadang menyakiti seseorang yang mungkin sedang mengalaminya. Yah kami semua kompak menduga bahwa enda telah berbadan dua. Kesu’udzanan kamipun tidak tanpa alasan, beberapa dari kami malah secara terang-terangan memperhatikan enda dan sikap-sikapnya yang mirip dengan ibu hamil. Sepertinya kalau diceritakan disini maka akan menjadi panjang lebar. Aku ceritakan secara singkat saja, mulai dari sikap jalan, makan, mood, dan kebiasaan dapat disimpulkan bahwa enda hamil. Kabar ini terdengar sampai ke pihak BP, dan pihak tersebut segera menindaklanjuti. Singkat cerita enda teman teristimewa ku itu telah secara resmi di DO entah dia mengundurkan diri atau karena memang ini kebijakan sekolah yang harus menjunjung tata tertib.
Cerita di atas memang terjadi tidak direkayasa di bagian manapun, namun pihak penulis tidak berniat untuk menjatuhkan pihak tertentu namun hanya sebagai contoh untuk kita remaja putri yang sedang menjadi “bunga yang sedang mekar”, agar cerita di atas tidak terjadi lagi pada remaja putri lainnya. Semoga cerita di atas dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Dengan contoh di atas kita dapat memikirkan apa yang akan kita lakukan dan dampak yang akan dirasakan.    
  


Aku bangga jadi anak desa

Biasanya seseorang sedikit agak malu jika ditanya berasal dari mana, yang notabene orang tersebut berasal dari desa. Mulai sekarang hilangkan rasa malu dari dalam diri anda. Jadi anak desa tidak selamanya “kampungan” dalam arti ketinggalan dari segala hal bahkan termasuk kategori primitif.
Jika di suruh memilih, kebanyakan dari anda akan memilih kota sebagai tempat tinggal daripada desa. Dengan berbagai hala yang diperhitungkan misanlnya ketersediaan fasilitas publik, jika di kota telah tersedia bahkan terlalu cukup, sedangkan di desa yang serba belum ada, masih tradisional dan sebagainya.
Di sini saya akan mengubah persepektif anda mengenai desa. Pertama, kehidupan desa tidak seperti kebanyakan orang pikirkan. Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan di kota, masih kuatnya sikap kekeluargaan, toleransi, tolong-menolong, dan gotong-royong. Keadaan ini sangatlah nyata, ambilah contoh saat suatu keluarga akan mempunyai hajatan pernikahan anaknya, maka para tetangga akan bantu-membantu, mulai dari menyiapkan keperluan pernikahan sampai acara pernikahan di langsungkan. Tak harus berupa materi tapi tenaga dan pikiran juga sangat mendukung. Jika dibandingkan di kota ? saya percaya masih ada, namun prosentasenya sangat sedikit, kebanyakan orang kota menggunakan jasa “event organiser”, tak perlu capek-capek mengurus acara, tinggal bayar dan jadi. Sebenarnya yang saya tunjukan ini adalah perbedaan sikap yang mencolok antara orang kota dan desa.
Kedua, keadaan desa yang lebih nyaman untuk tinggal daripada kota, anda tahu kenapa ? yah memang tidak dipungkiri lagi keadaan di kota-kota besar tergambar jelas, gedung-gedung pencakar langit berdiri, polusi tak terkendali, lahan hijau telah disulap menjadi perumahan, apartemen atau pusat-pusat perbelanjaan. Bandingkan jika di desa, rata-rata setiap rumah mempunyai lahan luas untuk mendirikan rumah, dalam hal ini akan menimbulkan suatu kenyamanan yang mungkin susah untuk di dapatkan di pusat kota. Memang benar fasilitas apartemen sangat didampakan setiap orang, namun jika di banding menikmati pematang sawah yang hijau, sejuknya udara, pemandangan yang tak akan dijumpai di apartemen anda itu.
Ketiga, tinggal di desa itu dapat meningkatkan atau melatih diri anda, maksudya apakah di kota tidak ? bukan begitu, masyarakat desa dengan segala kekhasannya, mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Masyarakat desa kebanyakan mempunyai rasa sensitif yang kuat, toleransi yang tinggi, dan jangan salah kebanyakan anak desa yang kadang di sepelekan ini juga dapat berprestasi seperti anak kota. Kembali lagi ke topik sebelumya, kenyamanan tinggal di desa itu tidak bisa dibeli dengan uang. Saya yakin para pemilik uang yang ber M an itu kadang bosen dengan hidup dan kadang mencari sesuatu yang hilang atau untuk mengobati jiwanya yang haus dengan rasa nyaman.
Saya tidak secara langsung menyuruh anda untuk berbondong-bondong mendirikan rumah, atau memindahkan apartemen anda itu ke desa, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita saling menghargai keragamaan budaya dan kebudayaan yang ada di negeri kita ini, tanpa desa, kota akan sulit berkembang dan sebaliknya, jadi pada dasarnya kita ini saling membutuhkan satu sama lain.
Aku bangga menjadi anak desa, aku bangga dengan hidupku sekarang, walaupun aku ini anak desa, akan ku buktikan bahwa anak desa juga dapat berkontribusi untuk negara.
Salam hangat
Anak Desa

Budaya demo di negeri katulistiwa

Pernahkah anda mengikuti demo ? sebenarnya pengertian demo menurut anda itu apa ? atau yang penting mengktitisi kebijakan pemerintah yang dinilai yang merugikan rakyat kecil ? ikut terjun di jalan raya sambil membawa kertas atau apapun untuk menyuarakan inspirasi. Sepertinya budaya ini kurang begitu efisien, selain hanya menghabiskan uang, menganggu lalu lintas jalan yang digunakan untuk demo, kadang apa yang disampaikan para pendemo itu hanya di anggap angin semata.
Di sisi saya tidak akan mematahkan semangat par pendemo-pendemo sejati yang katanya kalau tidak “mahasiswa” siapa lagi yang akan mengawasi jalanya pemerintah ? siapa yang akan membela rakyat kecil, dan segelintir kata-kata yang menjadikan bahwa sosok “mahasiswa” kadang menjadi musuh secara tidak langsung bagi pemerintah.
Dari tadi saya menyebut kata mahasiswa, ada tahu kenapa ? karena mungkin dalam jenjang pendidikanperguruan tinggi, pemikiran para penerus bangsa ini kadang di anggap paling benar dan kritis. Tidak memungkiri saya juga sekarang sedang menduduki status “mahasiswi” di sebuah perguruan negeri di Yogyakarta. Pandangan saya tentang demo yang kerap berlangsung di “Negeri Katulistiwa” ini saya anggap kurang kerjaan. Mengapa ? setiap orang punya presepsi masing-masing, dan lewat tulisan ini saya akan menyampaikan unek-unek yang selama ini menganjal di benak saya, banyak pertanyaan berputar-putar di otak menunggu untuk di jawab dengan argumen yang bisa diterima logika. Apa yang mendasari anda mengikuti demo ? apa tujuan anda berdemo ? apakah dengan berdemo, apa yang menjadi tuntutan anda itu langsung di tindak lanjuti ? dan segelintir pertanyaan lainnya. Menurut saya orang yang berdemo itu harusnya mengistropesi diri terlebih dahulu, ibaratnya mengurus hidup sendiri saja kadang masing kesusahan kenapa harus mengurusi kebijakan pemerintah, maaf sebelumya, sebelum kita mengkritik diri orang lain hendaknya kita bercermin terlebih dulu,kan g lucu, hobinya ikut demo sana-sini tapi setiap mata kuliah harus mengulang. Bagaimana mau menjadi penerus bangsa jika diri kita saja tidak siap, pemerintah juga sudah berkerja “keras”,berpikir sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan seluruh rakyat di penjuru negeri ini.
Cobalah ganti acara demo anda ini dengan acara-acara pencarian bakat atau lomba-lomba yang dapat mengasah kemampuan anak bangsa, bukan hanya mengajarkan untuk selalu mengkritisi kebijakan pemerintah sedangkan anda sendiri masih seperti itu. Buktikan kalau anda generasi yang dapat dibanggakan, berikan kontribusi anda pada negara ini, jangan hanya bisa menkritik tapi juga berikan saran.
Salam penuh semangat
Pemudi Indonesia




Oktober, bulanya para pemuda ?

Setelah bulan september tentunya mau tidak mau kita akan berjumpa dengan bulan oktober. Bulan oktober identik dengan “pemuda”, benarkah ? jika diruntut dari masa lalu dan sejarah negeri ini, bulan oktober adalah moment yang penting bagi pemuda dan merupakan tonggak sejarah pergerakan dan perkembangan para pemuda indonesia.
Salah satu peristiwa yang sangat berharga bagi pemuda indonesia adalah “Sumpah Pemuda”. Sejak tingkat sekolah dasar kita telah diajarkan atau mengetahui sejarah berlangsungnya sumpah pemuda,apa yang dihasilkan dari sumpah pemuda, dan sebagainya. Di sini saya tidak akan membahas kronologi sumpah pemudanya, karena saya yakin anda sudah mengetahui dan tersimpan di memori otak anda.
Yang akan saya tekankan adalah, untuk sekarang ini, apakah bulan oktober merupakan bulanya para pemuda ? tidak munafiklah, keadaan anak muda sekarang, saya tidak akan meng-judge pihak-pihak tertentu, sangat berbeda dengan para pemuda jaman dahulu. Maksud saya memang benar berbeda sekali, dalam arti bukan karena jaman dulu itu masih primitif dan sekarang serba modern, tapi lebih ke “semangat” jaman dulu dan sekarang. Anda merasakan sangat berbeda ? para pemuda jaman dahulu memiliki semangat yang berkobar-kobar, rela mengorbankan diri, harta,dan lainnya hanya untuk “negara” yang mereka yakini dan harus dipertahankan, sedang pemuda jaman sekarang ? sibuk dengan urusan masing-masing, rajin tawuran, berada di garis depan untuk berdemo kontra kebijakan rakyat yang di anggap hanya menguntungkan “pihak-pihak tertentu” dan merugikan “rakyat” yang sejatinya adalah penguasa negara sesungguhnya.
Saya yakin tidak semua pemuda melakukan hal-hal yang kadang merugikan mereka dan kelompok mereka, tentu saja ada banyak pemuda yang telah memberikan kontribusi mereka pada negara. Walaupun tidak terhitung besar, minimal mereka telah “menggunakan otak” untuk sesuatu yang bermanfaat, dan syukur-syukur dan berguna untuk bangsa.
Kalau hanya menjelek-jelekan negara ini, saya rasa semua orang bisa. Bukankan di negara ini banyak pencuri uang yang cerdas secara otak namun tak cerdas dalam spiritual maupun cerdas berpikir. Hanya mementingkan perut mereka, fasilitas publik yang belum merata, penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang jauh dari kata maksimal. Kita sangat mudah menjelek-jelekan negara kita sendiri, tapi apakah hanya dengan kata-kata tersebut mampu mengubah negara tercinta ini selangkah jadi lebih maju ? tentu tidak.
Marilah sebagai generasi muda, jangan hanya punya hobi mengkritik kinerja pemerintah dengan aksi-aksi “demo”, ibaratnya demo satu hari, sehari kemudian juga sudah lupa. Berkontribusilah untuk negara ini, tak perlu muluk-muluk lah, dengan prinsip 3M yaitu M pertama Mulai dari diri sendiri, M kedua Mulai dari yang kecil-kecil dan M yang terakhir adalah mulai dari sekarang. Ambilah contoh jika saat ini anda seorang siswa/pelajar/mahasiswa, cara berkontribusi anda adalah menyelesaikan pendidikan anda sebaik-baiknya, olah diri anda, perbanyak pengalaman dan keterampilan, dan kelak pada saatnya anda dapat menjadi “kontributor negara” yang handal.
Salam semangat
Pemudi Indonesia

5 Oktober 2011

Tulisan pertamaku yang serius

Beberapa kali menulis dan terus menulis membuatku keranjingan bahkan tergolong dalam “addict”, tapi tak apalah selama dalam hal positif kata kecanduan itu seperti tersamar maknanya. Berawal dari hobi menuliskan segala apa yang dirasa senang, sedih, kecewa, bahagia, frustasi, dan bahkan tingkat ekstrime setengah semangat dan hampir kehilangan semangat hidup, ku curahkan apa yang aku rasakan di dalam buku harian. Bila membaca kembali apa yang aku tulis sendiri, kadang geli sendiri, kok aku bisa merasakan apa yang “telah ditakdirkan” kepadaku. Setiap orang tentu mempunyai kadar sensitif perasaan di dalam diri. Itu mengapa kadang orang lain menganggap kita terlalu lebay atau tersangkut dalam kegalauan yang begitu dalam, namun inilah perasaan, setiap orang berbeda dalam merasakannya.
Kembali ke topik utama, menulis ? aku juga tak terlalu pandai merangkai kata-kata seperti para pujangga, jikalau mereka hanya dengan “memejamkan mata” saja telah menghasilkan karya yang bisa membuat orang lain ber-wah-wah-an, tapi aku mengaggap kadang menulis itu susah. Tapi sedikit demi sedikit ku latih perasaaan dan kemampuan menulisku ini, tak peduli kata orang lah, aku juga masih dalam tahap belajar dan tak ada kata terlambat untuk belajar, mending juga telat daripada tidak mencoba.
Kendala yang aku hadapi adalah, aku juga susah mengungkapkan apa yang ada di benakku ini, jadi dengan menulis aku dapat menyalurkan apa yang ada di benakku ini, daripada menganjal dan menjadi “jerawat”, lebih baik di keluarkan.
Salam hangat
Cacing pita