Alhamdulillah kita semua masih dipertemukan
dengan bulan Ramadhan tahun ini. Bulan yang penuh berkah dan ampunan-NYA.
Sekali lagi kita perlu mengucapkan syukur pada Allah SWT dengan ditempatkan di
bumi-NYA tepatnya di Belahan Katulistiwa ini, mengapa ? Karena begitu
banyak kenikmatan Allah SWT yang kita terima seperti sumber daya alam yang
melimpah, alam yang tidak ekstrim seperti di negara-negara lainnya, dan kita
menempati negara yang mayoritas memeluk agama Islam. Ibarat biji dilempar ke
tanah saja tumbuh pohon, bisa menikmati keindahan alam ciptaan-NYA dengan iklim
tropis, dan bisa beribadah secara Nasional. Begitu besar nikmat Allah
SWT yang dilimpahkan kepada kita, namun tak jarang kita tak menyukurinya.
Sebagai khalifah kita wajib menjaga kelestarian bumi tercinta ini. Dalam pojok
blog ini saya akan sedikit membahas “Ramadhan Ala Negara Katulistiwa”.
1.
Perbedaan Awal Puasa dan Awal
Lebaran
Perbedaan memang bisa terjadi pada
siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Ini terjadi karena perbedaan ijtihad/usaha
untuk menentukan suatu permasalahan/hukum. Namun ini kiranya hanya terjadi di
Indonesia saja. Anda merasakan perbedaan ini ? Kita ini satu negara, tapi
banyak perbedaan yang mendasar yang ada dalam negeri ini. Salah satu contoh
yang nampak dan setiap tahun kita alami, anda tahu apa ? Iya benar, penetapan 1
Ramadhan dan 1 syawal, mengapa ? Barangkali sudah 2-3kali yang lalu kita yang
satu-kesatuan negara ini berbeda dalam menjalankan ibadah puasa. Dalam
menetapkan 1 ramadhan ada 2 pendapat dari golongan mayoritas, dan seringkali
mengakibatkan perbedaan dalam penentuan kapan mulai puasa dan kapan akan
lebaran. Hal ini begitu saya rasakan ketika harus berkunjung ke rumah saudara
yang terlebih dahulu berlebaran sedangkan saya masih menjalankan puasa hari
terakhir. Begitu anehnya, dalam satu negara saja terjadi perbedaan penentuan
moment yang paling ditunggu-tunggu seluruh umat muslim di dunia ini, negeri
kita ini masih sibuk memperdebatkan berbagai pemikirannya, dan dampaknya
sebagai rakyat kita hanya nurut saja. Dapat dimaklumi ketika kejadian ini
terjadi ketika satu negara dalam satu benua berbeda penetapannya, lah ini satu
negara ! Semoga tahun depan kita dapat memulai puasa secara bersama-sama dan berlebaran
secara bersama pula, amin.
2.
Masjid-Masjid Mendadak Ramai
Tidak dapat dipungkiri, ketika bulan
Ramadhan setiap orang berbondong-bondong untuk pergi ke masjid. Entah
benar-benar untuk meraih berkah dan ampunan-NYA atau sekedar ingin memperoleh
pencitraan manusia. Lain daripada yang lain, masjid mendadak jadi ramai,
apalagi menjelang buka puasa sampai shalat tarawih. Lampu benderang menghiasi
setiap sudut masjid, menandakan ada manusia yang sedang beraktifitas keagamaan
di dalamnya. Ketika sore menjelang, sekumpulan anak-anak meramaikan masjid
untuk mengaji, masjid kembali penuh sesak dengan orang saat adzan isya
berkumandang, belum berakhir, beberapa orang yang ingin mendapat pahala lebih
dengan menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an secara bertadarus. Menjelang
imsyak, orang juga kembali memenuhi serambi masjid, sekedar untuk menunaikan 2
rakaat shalat subuh berjamaah di masjid, mungkin di bulan lain jarang dilakukan
oleh kebanyakan orang, mending juga berlindung di bawah selimut kan ?
3.
Meriahnya Moment Sahur dan Buka
Mungkin hanya di negeri kita saja
yang perayaan bulan Ramadhan terhitung meriah daripada negara lainya, karena
mayoritas orang beragama Islam. Moment yang tak kalah seru adalah ketika
sekelompok orang membangunkan sahur orang-orang yang akan puasa. Berbagai
atribut serta perlengkapan dipakai demi membangunkan orang-orang dari
kenyenyakan berada dalam mimpi untuk sejenak bangun dan bersahur. Tak jarang peralatan
rumah tangga seperti wajan, baskom dan lainnya menjadi atribut yang tak
ketinggalan, justru dari buny-bunyi yang timbul dari alat rumah tangga tersebut
akan menimbulkan sensasi tersendiri untuk bersahur. Orang akan cenderung lebih
mudah bangun pada dini hari ketika acara tidurnya terusik dengan sesuatu. Tak
hanya acara berkeliling kampung/kompleks saja, ritual sahur juga dapat
disiarkan secara langsung dengan menggunakan pengeras masjid dalam hal ini
lebih mempermudah membangunkan sahur orang-orang. Harusnya kita berterimakasih
kepada imam, muadzin, atau siapapun orang yang telah membangunkan kita untuk
bersahur dan bukannya marah dan mengomel-ngomel, “dibangunin ngomel enggak
dibangunin tambah ngomel.”
Satu lagi moment yang tak kalah
meriahnya adalah waktu berbuka puasa. Berbagai kegiatan seperti tausiyah,
tadarusan dan kegiatan lainnya sengaja digelar dengan tujuan utama tetap untuk
mendekatkan diri pada Allah SWT, dan tujuan lainnya untuk “ngabuburit”
alias menunggu waktu berbuka bersama. Dari muda-tua, remaja-dewasa,
laki-laki-perempuan, senang jika mengadakan buka bersama dengan orang-orang
terdekat seperti keluarga, teman sekantor, teman kuliah atau sekolah dulu. Dan
yang paling diuntungkan dari acara buka bersama ini adalah warung, rumah makan
bahkan restoran yang kebanjiran pengunjung yang menginginkan untuk buka bersama
dengan orang terdekat. Ini dapat menjadi peluang usaha bagi anak-anak muda
untuk membuat warung kecil-kecilan, dengan harga yang terjangkau terutama untuk
para mahasiswa perantau namun tetap enak dan bergizi, ini adalah salah satu
berkah bulan Ramadhan di bumi katulistiwa maupun bagian bumi lainnya, hanya
saja kita kurang mengerti dan memahaminya.
4.
Sajian Acara Televisi Khas Ramadhan
Sebelum Ramadhan datang iklan apa
yang sering anda lihat ? Yah iklan sirup salah satunya, itu menjadi salah satu alarm
untuk kita bahwa sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Mungkin hanya di
Indonesia sajian acara televisipun mengikuti moment bulan Ramadhan ini,
seperti diperbanyak tayangan keagamaan mulai dari acara tausiyah yang dibawakan
oleh para dai-dai kondang, talk show penyejuk iman, hingga acara bukber
(buka bersama) bareng artis-artis. Tapi tak jarang acara-acara yang diluar
itupun masih ditayangkan, misalnya acara gossip, sinetron-sinetron yang
mengumbar aurat para artisnya. Semoga kita semua dapat menjadi penonton yang
bijak, yang dapat memilah dan memilih acara yang berkualitas bukan hanya
sekedar nonton saja.
5.
Wisata Kuliner
Apa si yang khas di negeri
katulistiwa ini ? Kulinernya kah ? Salah satunya adalah wisata kuliner pada
bulan Ramadhan. Akan dijumpai banyak “Pasar Kaget” di berbagai daerah di
penjuru negeri ini. Berbagai kuliner khas Ramadhan akan dijumpai dengan mudah
seperti berbagai minuman pelepas dahaga seperti es kelapa muda, es buah, es
dawet/cincau, jajanan pasar serabi, lemper, resoles, martabak hingga makanan
berat dengan berbagai lauk-pauk dan sayur-mayur
Kita wajib bersyukur diletakkan
Allah SWT di Indonesia, karena negara kita ini mayoritas beragama Islam, jadi
puasanya banyak temennya, tidak seperti negara lain dengan menjadi minoritas
dan harus berjuang menjalankan kewajiban-NYA. Berbagai kemudahan telah DIA
berikan kepada kita, namun kita lebih sering tidak menyadarinya dan malah
kebanyakan mengeluh.
6.
Perang Fashion
Mending perang fashion apa
perang berdarah ? Jika diizinkan untuk memilih, mending tidak keduanya. Perang
darah namun untuk memperjuangkan agama Islam itu jauh lebih mulia daripada
perang fashion. Di negara kita ini, fashion berkembang begitu
pesat malah mungkin melebihi laju pertumbuhan ekonomi. Mulai dari gaya
negara Barat maupun Timur atau kombinasi keduanya, bukan hanya remaja bahkan
dewasa dan lansia, laki-laki dan perempuan menginginkan terlihat modis dan fashionable.
Boleh-boleh saja kita tampil fashionable, namun tetap berpegang teguh
pada kaidah/syar’i yang telah ditentukan, terlebih kita adalah orang Islam yang
mempunyai kaidah-kaidah dalam berpakaian. Tak hanya itu, pada bulan Ramadhan
ini, kebanyak orang terutama figure publik berbondong-bondong untuk
berpenampilan serasi dengan moment Ramadhan, yang biasanya buka-bukaan
di muka umum lebih berpenampilan tertutup, namun saat bulan Ramadhan
berlalu kebiasaan mengumbar auratpun masih dilakoni, tak jarang tuntutan
managemen atau pasar menjadi dalil untuk memperkuatnya.
Sekelumit
cerita di bulan Ramadhan di negara Katulistiwa kita ini. Semoga kita masih
dipertemukan dengan bulan Ramadhan selanjutnya oleh Allah SWT, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar