20 September 2012

Ramadhan Ala Negara Khatulistiwa


Alhamdulillah kita semua masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. Bulan yang penuh berkah dan ampunan-NYA. Sekali lagi kita perlu mengucapkan syukur pada Allah SWT dengan ditempatkan di bumi-NYA tepatnya di Belahan Katulistiwa ini, mengapa ? Karena begitu banyak kenikmatan Allah SWT yang kita terima seperti sumber daya alam yang melimpah, alam yang tidak ekstrim seperti di negara-negara lainnya, dan kita menempati negara yang mayoritas memeluk agama Islam. Ibarat biji dilempar ke tanah saja tumbuh pohon, bisa menikmati keindahan alam ciptaan-NYA dengan iklim tropis, dan bisa beribadah secara Nasional. Begitu besar nikmat Allah SWT yang dilimpahkan kepada kita, namun tak jarang kita tak menyukurinya. Sebagai khalifah kita wajib menjaga kelestarian bumi tercinta ini. Dalam pojok blog ini saya akan sedikit membahas “Ramadhan Ala Negara Katulistiwa”.
1.      Perbedaan Awal Puasa dan Awal Lebaran
Perbedaan memang bisa terjadi pada siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Ini terjadi karena perbedaan ijtihad/usaha untuk menentukan suatu permasalahan/hukum. Namun ini kiranya hanya terjadi di Indonesia saja. Anda merasakan perbedaan ini ? Kita ini satu negara, tapi banyak perbedaan yang mendasar yang ada dalam negeri ini. Salah satu contoh yang nampak dan setiap tahun kita alami, anda tahu apa ? Iya benar, penetapan 1 Ramadhan dan 1 syawal, mengapa ? Barangkali sudah 2-3kali yang lalu kita yang satu-kesatuan negara ini berbeda dalam menjalankan ibadah puasa. Dalam menetapkan 1 ramadhan ada 2 pendapat dari golongan mayoritas, dan seringkali mengakibatkan perbedaan dalam penentuan kapan mulai puasa dan kapan akan lebaran. Hal ini begitu saya rasakan ketika harus berkunjung ke rumah saudara yang terlebih dahulu berlebaran sedangkan saya masih menjalankan puasa hari terakhir. Begitu anehnya, dalam satu negara saja terjadi perbedaan penentuan moment yang paling ditunggu-tunggu seluruh umat muslim di dunia ini, negeri kita ini masih sibuk memperdebatkan berbagai pemikirannya, dan dampaknya sebagai rakyat kita hanya nurut saja. Dapat dimaklumi ketika kejadian ini terjadi ketika satu negara dalam satu benua berbeda penetapannya, lah ini satu negara ! Semoga tahun depan kita dapat memulai puasa secara bersama-sama dan berlebaran secara bersama pula, amin.
2.      Masjid-Masjid Mendadak Ramai
Tidak dapat dipungkiri, ketika bulan Ramadhan setiap orang berbondong-bondong untuk pergi ke masjid. Entah benar-benar untuk meraih berkah dan ampunan-NYA atau sekedar ingin memperoleh pencitraan manusia. Lain daripada yang lain, masjid mendadak jadi ramai, apalagi menjelang buka puasa sampai shalat tarawih. Lampu benderang menghiasi setiap sudut masjid, menandakan ada manusia yang sedang beraktifitas keagamaan di dalamnya. Ketika sore menjelang, sekumpulan anak-anak meramaikan masjid untuk mengaji, masjid kembali penuh sesak dengan orang saat adzan isya berkumandang, belum berakhir, beberapa orang yang ingin mendapat pahala lebih dengan menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an secara bertadarus. Menjelang imsyak, orang juga kembali memenuhi serambi masjid, sekedar untuk menunaikan 2 rakaat shalat subuh berjamaah di masjid, mungkin di bulan lain jarang dilakukan oleh kebanyakan orang, mending juga berlindung di bawah selimut kan ?
3.      Meriahnya Moment Sahur dan Buka
Mungkin hanya di negeri kita saja yang perayaan bulan Ramadhan terhitung meriah daripada negara lainya, karena mayoritas orang beragama Islam. Moment yang tak kalah seru adalah ketika sekelompok orang membangunkan sahur orang-orang yang akan puasa. Berbagai atribut serta perlengkapan dipakai demi membangunkan orang-orang dari kenyenyakan berada dalam mimpi untuk sejenak bangun dan bersahur. Tak jarang peralatan rumah tangga seperti wajan, baskom dan lainnya menjadi atribut yang tak ketinggalan, justru dari buny-bunyi yang timbul dari alat rumah tangga tersebut akan menimbulkan sensasi tersendiri untuk bersahur. Orang akan cenderung lebih mudah bangun pada dini hari ketika acara tidurnya terusik dengan sesuatu. Tak hanya acara berkeliling kampung/kompleks saja, ritual sahur juga dapat disiarkan secara langsung dengan menggunakan pengeras masjid dalam hal ini lebih mempermudah membangunkan sahur orang-orang. Harusnya kita berterimakasih kepada imam, muadzin, atau siapapun orang yang telah membangunkan kita untuk bersahur dan bukannya marah dan mengomel-ngomel, “dibangunin ngomel enggak dibangunin tambah ngomel.”
Satu lagi moment yang tak kalah meriahnya adalah waktu berbuka puasa. Berbagai kegiatan seperti tausiyah, tadarusan dan kegiatan lainnya sengaja digelar dengan tujuan utama tetap untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, dan tujuan lainnya untuk “ngabuburit” alias menunggu waktu berbuka bersama. Dari muda-tua, remaja-dewasa, laki-laki-perempuan, senang jika mengadakan buka bersama dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman sekantor, teman kuliah atau sekolah dulu. Dan yang paling diuntungkan dari acara buka bersama ini adalah warung, rumah makan bahkan restoran yang kebanjiran pengunjung yang menginginkan untuk buka bersama dengan orang terdekat. Ini dapat menjadi peluang usaha bagi anak-anak muda untuk membuat warung kecil-kecilan, dengan harga yang terjangkau terutama untuk para mahasiswa perantau namun tetap enak dan bergizi, ini adalah salah satu berkah bulan Ramadhan di bumi katulistiwa maupun bagian bumi lainnya, hanya saja kita kurang mengerti dan memahaminya.
4.      Sajian Acara Televisi Khas Ramadhan
Sebelum Ramadhan datang iklan apa yang sering anda lihat ? Yah iklan sirup salah satunya, itu menjadi salah satu alarm untuk kita bahwa sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Mungkin hanya di Indonesia sajian acara televisipun mengikuti moment bulan Ramadhan ini, seperti diperbanyak tayangan keagamaan mulai dari acara tausiyah yang dibawakan oleh para dai-dai kondang, talk show penyejuk iman, hingga acara bukber (buka bersama) bareng artis-artis. Tapi tak jarang acara-acara yang diluar itupun masih ditayangkan, misalnya acara gossip, sinetron-sinetron yang mengumbar aurat para artisnya. Semoga kita semua dapat menjadi penonton yang bijak, yang dapat memilah dan memilih acara yang berkualitas bukan hanya sekedar nonton saja.
5.      Wisata Kuliner
Apa si yang khas di negeri katulistiwa ini ? Kulinernya kah ? Salah satunya adalah wisata kuliner pada bulan Ramadhan. Akan dijumpai banyak “Pasar Kaget” di berbagai daerah di penjuru negeri ini. Berbagai kuliner khas Ramadhan akan dijumpai dengan mudah seperti berbagai minuman pelepas dahaga seperti es kelapa muda, es buah, es dawet/cincau, jajanan pasar serabi, lemper, resoles, martabak hingga makanan berat dengan berbagai lauk-pauk dan sayur-mayur
Kita wajib bersyukur diletakkan Allah SWT di Indonesia, karena negara kita ini mayoritas beragama Islam, jadi puasanya banyak temennya, tidak seperti negara lain dengan menjadi minoritas dan harus berjuang menjalankan kewajiban-NYA. Berbagai kemudahan telah DIA berikan kepada kita, namun kita lebih sering tidak menyadarinya dan malah kebanyakan mengeluh.
6.      Perang Fashion
Mending perang fashion apa perang berdarah ? Jika diizinkan untuk memilih, mending tidak keduanya. Perang darah namun untuk memperjuangkan agama Islam itu jauh lebih mulia daripada perang fashion. Di negara kita ini, fashion berkembang begitu pesat malah mungkin melebihi laju pertumbuhan ekonomi. Mulai dari gaya negara Barat maupun Timur atau kombinasi keduanya, bukan hanya remaja bahkan dewasa dan lansia, laki-laki dan perempuan menginginkan terlihat modis dan fashionable. Boleh-boleh saja kita tampil fashionable, namun tetap berpegang teguh pada kaidah/syar’i yang telah ditentukan, terlebih kita adalah orang Islam yang mempunyai kaidah-kaidah dalam berpakaian. Tak hanya itu, pada bulan Ramadhan ini, kebanyak orang terutama figure publik berbondong-bondong untuk berpenampilan serasi dengan moment Ramadhan, yang biasanya buka-bukaan di muka umum lebih berpenampilan tertutup, namun saat bulan Ramadhan berlalu kebiasaan mengumbar auratpun masih dilakoni, tak jarang tuntutan managemen atau pasar menjadi dalil untuk memperkuatnya.
Sekelumit cerita di bulan Ramadhan di negara Katulistiwa kita ini. Semoga kita masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan selanjutnya oleh Allah SWT, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar